NEW YORK - Badan Keamanan Nasional Amerika (NSA) menemukan cara untuk menyembunyikan spyware (perangkat lunak pengintai) ke dalam hard drive. Melalui software mata-mata itu, mereka bisa menguping serta mencuri informasi dari banyak pengguna komputer di seluruh dunia.
Informasi ini diketahui melalui mantan peneliti cyber dari NSA. Selain itu Kaspersky Lab juga berhasil menemukan program mata-mata tersebut.
Kaspersky mengatakan telah menemukan komputer pribadi di lebih dari 30 negara telah terjangkit spyware tersebut. Sebagian besar negara yang terinfeksi adalah Iran, diikuti oleh Rusia, Pakistan, Afghanistan, China, Mali, Suriah, Yaman dan Aljazair.
“Sasaran mereka antara lain pemerintah, institusi militer, perusahaan telekomunikasi, bank, perusahaan energi, peneliti nuklir, media, dan aktivis Islam,” ungkap Kaspersky seperti dikutip Telegraph, Selasa (17/2/2015).
Kaspersky menolak menyebut siapa saja negara yang terlibat di balik program mata-mata ini, hanya saja menurut mereka aksi tersebut berkaitan dengan Stuxnet. Itu adalah senjata cyber milik NSA, digunakan untuk menyerang fasilitas pengayaan uranium milik Iran.
National Security Agency (NSA) adalah lembaga yang bertanggung jawab untuk mengumpulkan intelijen elektronik atas nama Amerika Serikat.
Seorang mantan karyawan NSA membenarkan analisis Kaspersky tersebut. Berbicara kepada Reuters, dia menyatakan bahwa orang-orang di NSA melakukan itu untuk misi Stuxnet. Sementara mantan agen lain juga bersuara sama, NSA telah mengembangkan teknik berharga untuk menyembunyikan spyware di dalam hard drive.
Puasa Komentar
Pernyataan ini tentunya akan kembali merusak reputasi Amerika Serikat di sentero jagat. Beberapa waktu lalu publik juga mungkin masih ingat dengan kasus serupa yang dibocorkan oleh Edward Snowden, mantan kontraktor NSA.
Menurut Kaspersky, tim program mata-mata tersebut membuat terobosan teknologi untuk menyisipkan software berbahaya tersebut ke dalam komputer melalui firmware yang akan meluncur setiap kali komputer dinyalakan.
Firmware di dalam hardisk dinilai oleh para mata-mata dari ahli cyber security sebagai tempat yang paling berharga di PC.
Sementara itu para produsen pembuat hardisk seperti Western Digital, Seagate dan Micron memilih untuk menolak berkomentar atas kabar ini. Mereka mengatakan belum memahami konteks persoalan secara holistik (menyeluruh). Begitupun dengan Samsung dan Toshiba. IBM pun ikutan puasa komentar atas kejadian ini.
0 komentar:
Post a Comment